Pagar Bekas Tong Aspal

Salah satu ciri Bangsa Indonesia adalah mampu memanfaatkan secara terampil barang atau benda yang ada di alam sekitarnya. Bila kita menengok ke Museum-museum yang tersebar di suku-suku yang ada di Nusantara, maka kita akan mendapati kerajinan yang dibuat dari berbagai benda dan bahan. Dunia mengakui bahwa craftmanship Bangsa Indonesia tinggi nilainya. Ini termasuk juga di area pemanfaatan barang bekas, banyak sekali karya anak bangsa yang menjadi bernilai padahal berasal dari barang yang sudah tidak terpakai lagi. Tidak percaya? Buktikan saja sendiri di internet.

Kalau di pagar, maka kita bisa melihat pagar yang terbuat dari lempengan tong bekas aspal. Tong yang digunakan membawa aspal untuk proyek pengaspalan jalan-jalan menggunakan material besi lembaran. Biasanya untuk mencegah korosi, tong sudah dicat atau dilapisi epoxy. Setelah aspal habis terpakai dan tong menjadi kosong, dikumpulkan untuk dipotong menjadi lembaran-lembaran besi. Lalu lembaran-lembaran besi bekas tong tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dinding pagar. Contoh bisa dilihat di foto.

Bahan tong aspal ini awet dan tahan karat, selain bahan dasarnya itu sendiri sudah dicat, aspal membuatnya lebih tahan karat lagi karena bersifat anti air. Pagar bekas tong aspal hanya rusak apabila kayu sebagai rangkanya rusak. Untuk mendapatkan hasil yang tahan lama, maka jenis kayu yang dipakai haruslah yang kuat terhadap cuaca dan air. Di Indonesia dahulu berlimpah dengan Kayu Ulin dan jenis kayu inilah yang menjadi pilihan buat pemilik lahan yang mau memagari dengan bahan tong bekas aspal tersebut. Pagar jenis ini akhirnya memang sempat menjadi pilihan di daerah yang banyak dengan Kayu Ulin seperti di Sumatra dan Kalimantan.

Sekarang pemakaian pagar bekas tong aspal ini semakin berkurang. Permasalahannya bukanlah akibat dari ketiadaan ketersediaan tong aspalnya, namun akibat semakin langkanya Kayu Ulin. Kalau pemakaian aspal akan senantiasa ada terus karena pengaspalan jalan raya akan selalu ada. Namun untuk Kayu Ulin saat ini semakin jarang dan langka. Kalaupun ada, harganya sudah mahal. Saat ini, Pagar Bekas Tong Aspal bisa mencapai >Rp. 500.000-an per meter perseginya. Tentunya ini menjadi biaya yang sangat mahal dan bukanlah solusi yang murah.

Buat yang sudah tahu akan Pagar Kawat Baja Anoa, tentunya hal ini bukanlah akhir. Sebab Pagar Anoa bisa menjadi solusi yang menggantikan Pagar Bekas Tong Aspal. Dengan biaya kurang dari Rp. 200.000 per meter persegi, maka Pagar Anoa adalah solusi dan pilihan investasi yang tepat. Bahan kawatnya menggunakan kawat baja karbon tinggi dilapisi oleh Bezinal 2000 menjadikannya tahan lama dan tahan potong/putus. Untuk penjelasan lebih lanjut silakan menghubungi kami.