Tanaman Porang sempat beberapa tahun belakangan ini sedang naik daun. Apalagi tanaman yang bernama Latin Amorphophallus muelleri ini pernah mendapatkan perhatian dari Bapak Presiden kita, Pak Joko Widodo. Tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah tropis ini sebelumnya kurang mendapat perhatian di kalangan petani Indonesia sebab memang tanaman yang termasuk golongan umbi-umbian ini belum ada permintaan di pasar domestik. Masyarakat Indonesia khususnya memilih nasi sebagai makanan utamanya. Umbi-umbian bukanlah makanan utama di sini. Namun ternyata Umbi Porang memiliki permintaan dari masyarakat pemakan mie terutama negara Jepang yang dikenal sebagai mie shirataki.
Ini adalah beberapa manfaat Porang:
- Kaya akan serat, Porang sebagai bahan tepung alternatif dapat menjadi pengganti agar-agar karena mengandung banyak glukomanan.
- Kandungan Glukomanan bisa membantu mengendalikan kadar gula darah.
- Bisa menurunkan kadar kolesterol sebab meningkatkan jumlah kandungan kolesterol yang dibuang lewat feses.
Inilah alasannya PT Berkah Tanam Sentosa memanfaatkan lahan milik mereka di Sukabumi dengan menanam Porang. Dengan lahan +/- 4 hektar, PT Berkah Tanam Sentosa memerlukan pagar untuk memagari sebagian perimeter luar lahan mereka. Setelah diukur makan total panjang lahan yang perlu dipagarinya adalah sepanjang +/- 450 meter. Sebagian lagi lahan mereka sudah mempunyai pagar alami berupa pepohonan.
Bapak Eddi selaku Direktur PT Berkah Tanam Sentosa telah mempertimbangkan beberapa jenis material pagar. Pada akhirnya beliau memilih Pagar Kawat Anoa karena telah dihitung sebagai yang paling ekonomis dibanding jenis pagar lainnya. Jenis pagar lainnya yang berada dipasaran adalah pagar panel, sehingga memerlukan kebutuhan tiang yang banyak. Sedangkan Pagar Kawat Anoa menggunakan metode pemasangan yang ditegangkan dengan panjang maksimal sepanjang panjang gulungannya, yaitu 50 meter. Dengan kondisi ini maka Pagar Kawat Anoa memerlukan tiang lebih sedikit dibandingkan pagar metode panel tersebut. Selain itu Bapak Eddi percaya bahwa bahan Pagar Kawat Anoa memiliki ketahanan terhadat karat yang lebih tinggi dibandingkan pagar jenis lainnya dikarenakan Pagar Kawat Anoa menggunakan baja berlapis Bezinal® 2000, yaitu lapisan Zinc 90% dan Aluminium 10%.
Setelah proses pemilihan jenis pagar telah dilakukan, tantangannya adalah bentuk lahannya. Lahan PT Berkah Tanam Sentosa ini adalah lahan perbukitan yang memiliki kontur menurun. Selain itu bentuk lahannya pun tidak lurus, namun berbelok-belok. Tantangan lainnya adalah lokasi lahan ini berada jauh dari sumber listrik, sehingga akan sulit melakukan pekerjaan pengelasan. Untuk mengatasi kondisi lahan seperti ini, maka kami dari PT Bekaert Wire Indonesia mengajukan saran agar pemasangannya menggunakan sistem Tiang Rakit Pagar Kawat Anoa yang dikembangkan oleh team teknis PT Bekaert Wire Indonesia. Tiang Rakit Pagar Kawat Anoa menggunakan sistem knocked-down sehingg kita bisa dengan lebih flexible menyesuaikan bentuknya dengan bentuk lahan yang ada. Hasilnya Pagar Kawat Anoa tetap dipasang dengan metode ditegangkan sehingga lebih kokoh dan rapi. Pemagaran tetap dapat dilakukan secara maksimal terhadap lahan yang ada, setiap belokan dan lekukan tetap masuk dalam pemagaran, tidak ada yang terbuang. Dan pada akhirnya PT Berkah Tanam Sentosa dapat dengan tenang menanam Porang di lahannya tanpa mengalami gangguan kembali setelah hadirnya pagar di lahan mereka.

