Berjumpa Dengan Pengusaha Integrated Farming Yang Memanfaatkan Limbah

Team Pagar Kawat Bekaert beruntung dapat berjumpa dengan salah satu pelanggan Pagar Anoa, yaitu Bapak Wibowo Ahmad pada perhelatan pameran peternakan terbesar di Indonesia, yaitu Indolivestock 2023. Pameran Indolivestock tahun 2023 ini adalah pameran yang diselengarakan kali ke 16. Di luar pandemik, pameran yang sedianya diadakan setahun sekali, tahun 2023 diadakan di Kota Surabaya pada tanggal 26-18 Juli lalu. Pameran yang bertempat di Grand City Convex ini sangat antusias diikuti oleh pengunjung dunia peternakan di Indonesia. Sepandang kami melihatnya, gedung yang dipakai selalu penuh dengan pengunjung. Ada hal yang unik kami temukan pada saat mengunjungi booth Dinas Pertanian dan Peternakan provinsi-provinsi Indonesia. Kali ini provinsi yang mengikutinya ada dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di booth Provinsi Jawa Tengah inilah kami berjumpa dengan Baoak Wibowo Ahmad.

Bapak Wibowo Ahmad adalah pemilik sekaligus CEO dari Ramindo Berkah Persada Sejahtera yang disingkat RABERSA. Perusahan ini bergerak sedari awal sebagai penyedia serat alam berbahan dasar Tanaman Rami di Wonosobo, Jawa Tengah. Tanaman Rami didapatkan mayoritas berasal baik dari lahan pertaniannya sendiri maupun dari rekanan di sekitar wilayahnya. Serat alam yang diambil dari tanaman ini adalah dari batangnya. Bapak Wibowo lalu berpikir bagaimana memanfaatkan daun Tanaman Rami yang tidak dipakai menjadi serat? Lalu selanjutnya ia berternak Domba Texel Wonosobo atau biasa disebut Dombos.

Dombos merupakan domba hasil persilangan antara Domba Texel dari Belanda dengan Domba lokal yang telah dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten Wonosobo sejak tahun 1957. Dombos sendiri telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai ternak lokal Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian : 2915/Kpts/OT.140/6/2011. Keunikan yang dimiliki oleh Dombos ialah bulu wol yang menutupi hampir seluruh bagian tubuh kecuali muka, perut bagian bawah dan kaki. Untuk kondisi inilah Dombos selain dikembangkan untuk produksi daging, ia juga merupakan jenis domba penghasil bulu atau wol.

Maka, Bapak Wibowo selanjutnya berbekal dengan pengertahuannya membuat Serat Rami, juga mengembangkan serat wol dari bulu Domba. Maka sekali lagi beliau memanfaatkan sampah peternakan yang awalnya dibuang dan dibakar karena tidak dapat dimanfaatkan, maka sekarang bulu domba oleh Bapak Wibowo dikembangkan menjadi benang, kain dan produk fashion turunannya. Di pameran Indolivestok kita bisa melihat hasil-hasil fashion contoh dari serat alam yang dibuatnya, baik dari Rami maupun Wol, seperti jaket, kemeja, topi, sepatu.

Dari perjumpaan ini kami belajar bahwa dengan ketekukan dan kegigihan, kita bisa memanfaatkan sesuatu yang tidak berguna, dibuang dan dimusnahkan, bisa dibuat menjadi sesuatu yang bernilai tinggi. Saat ini Perusahaan Bapak Wibowo telah memberikan nilai ekonomi masyarakat Wonosobo dengan bekerja dalam proses pemanfaatan serat bulu domba sampai menjadi produk fashion. Ini adalah sebuah keberkahan yang diterima oleh masyarakat setempat, dan semoga usaha ini berkembang dan semakin besar.